Minggu, 04 November 2018
Kamis, 13 September 2018
Senin, 30 Juli 2018
Sabtu, 07 April 2018
Download Template Makalah Prakerin EVERCOSS
4/07/2018 08:36:00 PM
 
No comments
silahkan klik download template makalah prakerin EVERCOSS dibawah ini......dan di isi dengan materi-materi selama kalian Prakerin di EVERCOSS....
DOWNLOAD
DOWNLOAD
Kamis, 05 April 2018
Materi Modul Visual Basic 6 Desktop
4/05/2018 07:28:00 AM
 
No comments
Silahkan yang ingin materi tentang web statis lanjut CSS kelas XI RPL bisa klik link dibawah ini...
1. Modul Tahap 1
2. Modul Tahap 2
3. Modul Tahap 3
4. Modul Tahap 4
5. Modul Tahap 5
6. Modul Tahap 6
7. Modul Tahap 7
8. Modul Tahap 8
9. Modul Tahap 9
10. Modul Tahap 10
11. Modul Tahap 11
12. Modul Tahap 12
13. Modul Tahap 13
14. Modul Tahap 14
15. Modul Tahap 15
1. Modul Tahap 1
2. Modul Tahap 2
3. Modul Tahap 3
4. Modul Tahap 4
5. Modul Tahap 5
6. Modul Tahap 6
7. Modul Tahap 7
8. Modul Tahap 8
9. Modul Tahap 9
10. Modul Tahap 10
11. Modul Tahap 11
12. Modul Tahap 12
13. Modul Tahap 13
14. Modul Tahap 14
15. Modul Tahap 15
Materi Web Statis Lanjut CSS
4/05/2018 07:04:00 AM
 
No comments
Silahkan yang ingin materi tentang web statis lanjut CSS kelas XI RPL bisa klik link dibawah ini...
Terima Kasih......... :)
Jumat, 14 Agustus 2015
Matinya Sebuah Rasa Karena Internet
8/14/2015 10:50:00 PM
 
No comments
Maaf,,,kalau judul ini
terkesan sinis terhadap internet, tapi buka maksud saya anti terhadap internet.
Bagaimanapun internet sama seperti sebuah pisau yang memiliki sisi positif dan
negative, dan tidak adil rasanya kalau
kita hanya membahas dari satu sisi saja.
Dari sisi positifnya kita
bisa melihat bahwa perkembangan
teknologi jaringan internet telah mengubah paragdima dalam mendapatkan
informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang dan
waktu. Melalui keberadaan internet, kita bisa mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dimanapun dan kapanpun waktu yang diinginkan.
Salah satu bidang yang
tersentuh dampak perkembangan teknologi ini adalah dunia pendidikan. Sebagai
sebuah sumber informasi yang hamper tak terbatas, maka jaringan internet
memenuhi kapasitas dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam dunia
pendidikan. Bahkan beberapa perguruan tinggi ternama, mencanangkan lahirnya
system pembelajaran yang berbasis teknologi jaringan ini, seperti lahirnya
konsep tentang distance learning, web-based education, dan e-learning, yang
kalau ditinjau dari implementasinya mempunyai wujud yang hamper sama, yaitu
memanfaatkan fasilitas jaringan internet sebagai salah satu saran dan media
pengajaran dalam pendidikan.
Melihat perkembangan
fenomena ini, akan sangat tertinggal
dunia pendidikan kita, jika tidak bisa memanfaatkan teknologi internet. Namun kita tidak boleh
melupakan bahwa ketika kita makin akrab dengan internet.maka pada hakikatnya
kita telah membuka diri terhadap dunia dan masuk dengan leluasanya dalam
kamar-kamar pribadi Kita, tanpa batas. Segala ideology dapat diakses, segala
macam budaya dari yang normal maupun ekstrem.
Maka terjadilah apa yang
dinamakan dengan wabah jejaring social ( international social networking).
Internet memudahkan setiap orang untuk berkomunikasi dengan begitu mudahnya dan
tanpa batas.
Sudah barang tentu
secara otomatis maka budaya
destruktifpun masuk didalamnya seperti hedoisme, kekerasan, terorisme dan seks
bebas bahkan perdagangan perempuan.
Begitu pula dalam
pendidikan, internet kadang bisa mematika rasa. Rasa untuk bekerja keras yang
pertama. Dengan kemudahannya mencari data melalui situs search engine semisal
google, para pelajar dari SD sampai mahasiswa menjadi mudahnya dalam mencari
data untuk membuat tugas yang diberikan oleh guru atau dosen menjadi malas
bekeja keras untuk membaca buku dan lebih memilih bertanya pada “pak
google” perpustakaanpun menjadi makin
sepi karena para pelajar lebih sibuk browsing di internet.
Mati rasa yang kedua adalah
kelanjutan dari mati rasa kerja keras, setelah mereka mendapatkan data yang
dicari melalui browsing di internet, mereka idak segan-segan melakukan copy
paste tenpa menyebutkan narasumber yang menulisnya dan menjadikan seolah-olah
diri kitalah yang menulisnya. Maka kita telah membunuh rasa tanggung jawab dan
kepedulian terhadap hak cipta orang lain. Sehingga menyebarlah budaya copy
paste dimana-mana.ada sebuah cerita dari seorang mahasiswa yang menceritakan
bahwa ada salah satu dosennya yang tidak pernah memberikan tugas kepada para
mahasiswanya dengan mengetik lewat computer dan selalu mengunakan tulisan
tangan karena saking takutnya kalau mahasiswanya hanya melakukan copy paste
dengan sedikit pengeditan.
Mati rasa yang ketiga dan
inilah mati rasa yang paling fatal adalah matinya belajar nilai dari seorang
guru, apalagi untuk universitas yang benar-benar mengandalkan pembelajaran
melalui e-learning. Dalam sebuah proses pendidikan, yang dilakukan tidak hanya
transfer pengetahuan tetapi juga transfer nilai. Bagaimana akhlak seorang guru,
keikhlasan dan semangat guru akan ditularkan kepada para peserta didiknya,
begitu pula sebaliknya bagaimana ta’zhim (penghormaan) siswa terhadap guru, dan
tidak ditemukan dalampembelajaran melalui internet sehingga berkurangnya
kedekatan hati antara guru dan murid.
Padahal belajar nilai dan
akhlak dari guru adalah hal yang sangat penting, dizaman klasik kita bisa
belajar dari kisah tentang halaqah yang diselenggarakan oleh imam Ahmad bin Hanbal
bahwa hadir dikajian ilmuberjumlah 5000 orang sedangkan yang mencatat hanya 500
orang maka yang lain?? Jawabannya adalah belajar akhlak dan adab dari imam
Ahmad bin Hanbal.
Dizaman kontemporer ini
kita telah terpukau oleh kehebatan Andrea Hirata ( pengarang novel tetralogi Laskar
Pelagi) yang telah dididik dengan baik dan penuh sahaja oleh ibu muslimah,
bukakah karena pendidikan berkarakter yang penuh dengan keakraban antara guru
dengan siswa salah satunya dengan bermain bersama.dan sehebat apapun teknologi
internet yang ada sekarang, misalnya dengan teknologi webcam based teaching (pengajaran
melalui perantara webcam) tetap belum bias
mengantikan kehebatan pengaruh bermain dan belajar bersama guru ketika
mengajar, misalnya ketika musim hujan tiba, kita tidak pernah tahu bagaimana
seorang guru yang harus rela menembus hujan demi mengajar para siswanya.
Oleh karena itu internet
tidak layak sebagai sumber mutlak dalam sebuah pendidikan dan dalam hal ini
hendaknya guru menanamkan dulu nilai-nilai keluhuran akhlak baru kemudian
memberikan ketrampilan belajar melalui internet.dan selain itu buku dan
perpustakaan tetap menjadi sebuah sumber belajar yang tak tergantikan.
Langganan:
Postingan (Atom)