Assalamu'alaikum

Selamat Datang di blog Anin Einstein media belajar Agama dan Teknologi

Tentang Blog

Ini merupakan blog untuk sarana publikasi, komunikasi dan informasi...

Mari Belajar bersama

“"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Q.S. Al-imran ayat 190).”

Manfaat Ilmu

“"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (Qur’an Al mujadalah 11).”

Untuk Teman-temanku

"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Pages

Minggu, 04 November 2018

materi DFD

Kamis, 13 September 2018

Materi Desain Grafis

silahkan download modul desain grafis dibawah ini

Modul Desain Grafis

Senin, 30 Juli 2018

Materi Simulasi Digital 1

Sabtu, 07 April 2018

Download Template Makalah Prakerin EVERCOSS

silahkan klik download template makalah prakerin EVERCOSS dibawah ini......dan di isi dengan materi-materi selama kalian Prakerin di EVERCOSS....

DOWNLOAD

Kamis, 05 April 2018

Materi Web Statis Lanjut CSS

Silahkan yang ingin materi tentang web statis lanjut CSS kelas XI RPL bisa klik link dibawah ini...

Jumat, 14 Agustus 2015

Matinya Sebuah Rasa Karena Internet

Maaf,,,kalau judul ini terkesan sinis terhadap internet, tapi buka maksud saya anti terhadap internet. Bagaimanapun internet sama seperti sebuah pisau yang memiliki sisi positif dan negative, dan tidak  adil rasanya kalau kita hanya membahas dari satu sisi saja.


Dari sisi positifnya kita bisa melihat  bahwa perkembangan teknologi jaringan internet telah mengubah paragdima dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi, yang tidak lagi dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu. Melalui keberadaan internet, kita bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dimanapun dan kapanpun waktu yang diinginkan.
Salah satu bidang yang tersentuh dampak perkembangan teknologi ini adalah dunia pendidikan. Sebagai sebuah sumber informasi yang hamper tak terbatas, maka jaringan internet memenuhi kapasitas dijadikan sebagai salah satu sumber pembelajaran dalam dunia pendidikan. Bahkan beberapa perguruan tinggi ternama, mencanangkan lahirnya system pembelajaran yang berbasis teknologi jaringan ini, seperti lahirnya konsep tentang distance learning, web-based education, dan e-learning, yang kalau ditinjau dari implementasinya mempunyai wujud yang hamper sama, yaitu memanfaatkan fasilitas jaringan internet sebagai salah satu saran dan media pengajaran dalam pendidikan.
Melihat perkembangan fenomena  ini, akan sangat tertinggal dunia pendidikan kita, jika tidak bisa memanfaatkan  teknologi internet. Namun kita tidak boleh melupakan bahwa ketika kita makin akrab dengan internet.maka pada hakikatnya kita telah membuka diri terhadap dunia dan masuk dengan leluasanya dalam kamar-kamar pribadi Kita,  tanpa  batas. Segala ideology dapat diakses, segala macam budaya dari yang normal maupun ekstrem.
Maka terjadilah apa yang dinamakan dengan wabah jejaring social ( international social networking). Internet memudahkan setiap orang untuk berkomunikasi dengan begitu mudahnya dan tanpa batas.
Sudah barang tentu secara  otomatis maka budaya destruktifpun masuk didalamnya seperti hedoisme, kekerasan, terorisme dan seks bebas bahkan perdagangan perempuan.
Begitu pula dalam pendidikan, internet kadang bisa mematika rasa. Rasa untuk bekerja keras yang pertama. Dengan kemudahannya mencari data melalui situs search engine semisal google, para pelajar dari SD sampai mahasiswa menjadi mudahnya dalam mencari data untuk membuat tugas yang diberikan oleh guru atau dosen menjadi malas bekeja keras untuk membaca buku dan lebih memilih bertanya pada “pak google”  perpustakaanpun menjadi makin sepi karena para pelajar lebih sibuk browsing di internet.
Mati rasa yang kedua adalah kelanjutan dari mati rasa kerja keras, setelah mereka mendapatkan data yang dicari melalui browsing di internet, mereka idak segan-segan melakukan copy paste tenpa menyebutkan narasumber yang menulisnya dan menjadikan seolah-olah diri kitalah yang menulisnya. Maka kita telah membunuh rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap hak cipta orang lain. Sehingga menyebarlah budaya copy paste dimana-mana.ada sebuah cerita dari seorang mahasiswa yang menceritakan bahwa ada salah satu dosennya yang tidak pernah memberikan tugas kepada para mahasiswanya dengan mengetik lewat computer dan selalu mengunakan tulisan tangan karena saking takutnya kalau mahasiswanya hanya melakukan copy paste dengan sedikit pengeditan.
  Mati rasa yang ketiga dan inilah mati rasa yang paling fatal adalah matinya belajar nilai dari seorang guru, apalagi untuk universitas yang benar-benar mengandalkan pembelajaran melalui e-learning. Dalam sebuah proses pendidikan, yang dilakukan tidak hanya transfer pengetahuan tetapi juga transfer nilai. Bagaimana akhlak seorang guru, keikhlasan dan semangat guru akan ditularkan kepada para peserta didiknya, begitu pula sebaliknya bagaimana ta’zhim (penghormaan) siswa terhadap guru, dan tidak ditemukan dalampembelajaran melalui internet sehingga berkurangnya kedekatan hati antara guru dan murid.
Padahal belajar nilai dan akhlak dari guru adalah hal yang sangat penting, dizaman klasik kita bisa belajar dari kisah tentang halaqah yang diselenggarakan oleh imam Ahmad bin Hanbal bahwa hadir dikajian ilmuberjumlah 5000 orang sedangkan yang mencatat hanya 500 orang maka yang lain?? Jawabannya adalah belajar akhlak dan adab dari imam Ahmad bin Hanbal.
Dizaman kontemporer ini kita telah terpukau oleh kehebatan Andrea Hirata ( pengarang novel tetralogi Laskar Pelagi) yang telah dididik dengan baik dan penuh sahaja oleh ibu muslimah, bukakah karena pendidikan berkarakter yang penuh dengan keakraban antara guru dengan siswa salah satunya dengan bermain bersama.dan sehebat apapun teknologi internet yang ada sekarang, misalnya dengan teknologi webcam based teaching (pengajaran melalui  perantara webcam) tetap belum bias mengantikan kehebatan pengaruh bermain dan belajar bersama guru ketika mengajar, misalnya ketika musim hujan tiba, kita tidak pernah tahu bagaimana seorang guru yang harus rela menembus hujan demi mengajar para siswanya.
Oleh karena itu internet tidak layak sebagai sumber mutlak dalam sebuah pendidikan dan dalam hal ini hendaknya guru menanamkan dulu nilai-nilai keluhuran akhlak baru kemudian memberikan ketrampilan belajar melalui internet.dan selain itu buku dan perpustakaan tetap menjadi sebuah sumber belajar yang tak tergantikan.