Assalamu'alaikum

Selamat Datang di blog Anin Einstein media belajar Agama dan Teknologi

Tentang Blog

Ini merupakan blog untuk sarana publikasi, komunikasi dan informasi...

Mari Belajar bersama

“"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Q.S. Al-imran ayat 190).”

Manfaat Ilmu

“"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (Qur’an Al mujadalah 11).”

Untuk Teman-temanku

"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Pages

Sabtu, 26 Februari 2011

Desain roket air(water rocket)

Mengenal Roket Air Roket air adalah roket yang
berbahan bakar atau lebih
tepatnya berbahan pendorong
air dan udara bertekanan.
Seperti kita ketahui bersama
bahwa udara dalam suatu ruangan akan menekan ke
segala arah dan akan mengalir
menuju tekanan yang lebih
rendah. Dengan dasar tersebut
jika suatu botol diisi dengan
udara dengan tekanan tertentu maka udara dalam botol akan
menekan ke segala arah dan jika
botol dilubangi pada suatu titik
maka udara akan keluar dari
lubang tersebut dan akan
menyebabkan gaya yang berlawanan arah dari keluarnya
udara.
Roket bekerja karena ada aksi
dan reaksi (hukum Newton
ketiga). Perubahan momentum
pada lubang pengeluaran sama dengan perubahan momentum
yang dialami roket, jadi air dan
udara yang keluar dari dalam
botol menyebabkan botol
terdorong berlawanan arah dari
keluarnya air dan udara. Cara Kerja Roket Air Cara kerja roket air tidaklah
sesulit yang kita bayangkan
dalam teori. Cara kerjanya cukup
sederhana yaitu botol air mineral
yang kita gunakan sebagai
badan roket diisi air dengan volume tertentu kemudian udara
dimasukkan dengan cara
dikompresikan ke dalam botol,
kemudian botol ditahan agar
tidak terlepas, setelah air dan
udara di dalam botol mencapai tekanan tertentu, botol dilepas
sehingga botol akan meluncur
berlawanan arah dengan arah
keluarnya air dan udara
bertekanan. Untuk
mengkompresikan udara, mengetahui tekanan dalam botol,
menahan botol dan
meluncurkannya diperlukan suatu
mekanisme yang disebut launcher
(mekanisme peluncur). Desain dan Konstruksi Dalam mendesain roket air kita
perlu memperhitungkan
beberapa aspek yang penting.
Beberapa aspek tersebut adalah:
1. Keselamatan bagi diri sendiri
dan orang lain 2. Keilmuan
3. Teknologi dan inovasi
4. Kemudahan pengoperasian dan
perawatan
5. Ketepatan pemilihan bahan
dan umur pakai 6. EstetikaDesain dan konstruksi
roket air dan launcher sangat
bermacam-macam, sesuai dengan
fungsi dan sistem yang
dipergunakan. Launcher dan Roket A. Bagian-bagian Launcher dan
fungsinya
Launcher mempunyai bagian-
bagian yang mempunyai fungsi
tertentu. Launcher pada
umumnya terdiri dari beberapa sistem yaitu sistem pengisian
udara, sistem penjepit/penahan
roket, sistem pengarah, sistem
penyangga dan lain lain.
1. Pipa pengisian udara dan
pengarah Pipa ini terbuat dari alumunium
yang ringan namun kuat
sehingga mampu mengarahkan
roket. Pipa ini juga berfungsi
untuk mengisi udara kedalam
roket tanpa gelembung udara yang menyebabkan roket akan
berubah posisi sebelum
diluncurkan.
2. Penjepit
Penjepit menahan roket sampai
tekanan dalam roket sebelum diluncurkan dan melepaskan
roket saat tekanan udara di
dalam roket sudah mencapai
yang ditentukan.
3. Seal
Seal mampu menahan kebocoran yang menyebabkan thrust
berkurang sebelum diluncurkan.
4. Katup
Katup berfungsi menahan
tekanan dalam roket agar
tekanan tidak keluar atau kembali menuju pompa.
5. Pressure Gauge
Pressure gauge berfungsi untuk
mengetahui tekanan udara dalam
roket.
6. Pentil Ban Sepeda Motor Pentil berfungsi untuk
menghubungkan launcher dengan
sumber udara yang berupa
pompa atau kompresor. Selain itu
pentil juga mempunyai katup
yang dapat menahan tekanan dan mencegah kebocoran.
7. Penyangga
Penyangga berfungsi untuk
memperkokoh posisi launcher
pada permukaan tanah, juga
mengatur pada sudut berapa roket akan diluncurkan. B. Bagian-bagian Roket Air dan
Fungsinya
Roket air didesain untuk
memenuhi kriteria tertentu,
misalnya desain roket untuk
mencapai ketinggian maksimum berbeda dengan desain roket
untuk ketepatan target, oleh
karena itu bentuk, ukuran dan
jumlah komponen tiap desain
roket air berbeda-beda. Pada
umumnya bagian-bagian roket adalah nose cone, body, fin,
nozzle dan bagian-bagian lain
untuk menambah kestabilan dan
nilai estetika.
1. Nose cone
Nose cone adalah bagian yang paling ujung dari sebuah roket,
dari nose cone ini bisa
ditentukan Cd (coefficient of
drag). Sebagai contoh berikut ini
adalah macam-macam bentuk
nose cone dan nilai Cdnya. Bentuk nose cone mempengaruhi
kestabilan roket saat meluncur,
selain itu juga menentukan
kecepatan roket. Untuk
kecepatan roket yang mendekati
kecepatan suara, bentuk 2A dan 2D karena lebih tumpul pada
bagian ujung dan lebih mudah
untuk mengalirkan udara. Untuk
bentuk 2B dan 2C dipakai pada
roket yang kecepatannya
melebihi kecepatan suara sehingga dibutuhkan ujung lancip
untuk membelah udara dalam
kecepatan tinggi dan
membutuhkan kepresisian yang
tinggi dalam pembuatan dan
pemasangannya. Selain itu material pembuatannya harus
lebih kuat. Nose cone 2E jarang
digunakan karena nilai Cdnya
sangat besar dan memperbesar
drag (hambatan udara) sehingga
menyebabkan ketidak stabilan roket.
2. Body
Dalam pembuatan roket air
sering kali ruang kompresi roket
dibuat sebagai body roket pula.
Ada keuntungan dan kerugiannya. Keuntungan antara
lain bahan yang digunakan lebih
sedikit sehingga lebih ringan.
Kerugiannya body roket mudah
berubah bentuk karena terkena
tekanan udara dari dalam. Kemudian, body tidak rata
karena kontur botol bekas air
mineral kebanyakan mempunyai
alur-alur, dan hal ini
berpengaruh pada hambatan
angin yang diterima roket. Selain itu karena terpengaruh oleh
tekanan udara di dalam ruang
kompresi, kekuatan body menjadi
berkurang setelah diluncurkan,
sehingga tidak bisa dipakai
berulang-ulang, jika dipaksakan berpotensi menimbulkan
kecelakaan/roket meledak.
Idealnya body dan ruang
kompresi roket dipisah sehingga
lebih aman dan body dapat
dipakai berulang-ulang, kestabilan roket lebih baik
karena body tidak berubah
bentuk.
3. Fin
Fin adalah bagian yang sangat
penting dari sebuah roket. Fin berfungsi sebagai pengarah
aliran udara dari ujung roket
menuju belakang. Oleh karena itu
fin berfungsi membuat gerakan
roket lebih stabil. Seperti halnya
nose cone, bentuk fin juga berpengaruh pada kestabilan.
Kecepatan roket juga
berpengaruh pada pemilihan
bentuk fin.
Pada umumnya fin menurut
bentuknya dibedakan menjadi tiga yaitu fin konvensional,
cylindrical dan gabungan. Fin
konvensional biasanya berupa
lembaran tipis berbentuk
segitiga, jajaran genjang
ataupun setengah lingkaran. Fin konvensional biasanya dibuat
banyak (multiple).Sedangkan fin
cylindrical berbentuk lingkaran
atau silinder, pada umumnya
hanya sebuah saja (single). Fin
gabungan biasanya pada bagian atas berupa lembaran tetapi
pada bagian bawah berbentuk
silinder. Pemasangan fin juga
bermacam-macam posisi dan
metode pemasangannya. Semua
bentuk dan cara pemasangan fin tergantung pada kriteria yang
ingin dicapai roket.
Lebar fin juga mempengaruhi luas
penampang roket, makin lebar
fin, makin lebar pula luas
penampang roket. Makin lebar luas penampang roket makin
mudah roket mengalirkan udara,
tetapi juga makin besar
hambatan udara yang diterima
roket.
Masing-masing bentuk fin mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Fin konvensional
mampu menyalurkan udara
dengan baik, tetapi luas
penampang roket menjadi lebih
lebar, apalagi jika fin yang digunakan lebih banyak, sehingga
semakin berat dan
mempengaruhi CP dan CG. Fin
cylindrical lebih sempit luas
penampangnya, tetapi kurang
sesuai untuk roket yang bergerak pada fluida udara dan
lebih cocok pada fluida cair. Oleh
karena itu fin cylindrical lebih
sering dipakai pada torpedo.
Sedangkan desain fin gabungan
dimaksudkan untuk menggabungkan kelebihan dan
meminimalkan kekurangan
masing-masing bentuk fin.
4. Nozzle
Nozzle adalah salah satu bagian
penting dari sebuah roket karena nozzle juga menentukan
besarnya thrust. Ukuran nozzle
juga mempengaruhi kecepatan
dan thrust duration. Selain
sebagai lubang keluarnya
campuran air dan udara, nozzle juga berfungsi sebagai
penghubung antara roket dan
launcher. Karena menghubungkan
antara roket dan launcher maka
desain launcher, nozzle dan
roket harus sesuai, karena itu bentuk nozzle menjadi beragam.
Bentuk nozzle menurut
konstruksi, bentuk dan ukuran
lubangnya dapat dibedakan
menjadi beberapa macam yaitu
nozzle tetap, nozzle bergerak, open mouth nozzle, restricted
nozzle dan nozzle dengan difuser.
Nozzle tetap adalah nozzle yang
konstruksinya tetap terhadap
mulut botol. Nozzle model ini sulit
untuk dibongkar-pasang, tetapi kuat. Nozzle bergerak atau biasa
disebut T-nozzle adalah nozzle
yang konstruksinya dapat
bergerak. Nozzle ini dimasukkan
ke dalam ruang kompresi roket
dan bergerak bebas di dalamnya. Saat mulai meluncur nozzle akan
bergerak menuju mulut botol dan
berada tepat pada mulut botol
dan berfungsi seperti nozzle
pada umumnya. Pemasangan T-
nozzle ini cukup sulit karena jika tidak dilakukan secara hati-hati
nozzle akan keluar dari roket
pada saat thrust, bisa juga
nozzle tidak terpasang sempurna
saat terjadi thrust sehingga
terjadi kebocoran, bahkan yang lebih parah lagi nozzle justru
akan menutup mulut botol dan
mengurangi thrust yang
dihasilkan.
Open mouth nozzle adalah
konstruksi nozzle yang paling sederhana karena menggunakan
mulut botol sebagai nozzle.
Thrust yang dihasilkan sangat
besar namun thrust duration
pendek. Restricted nozzle sering
digunakan karena mudah dibongkar-pasang, ukuran
lubangnya bisa bervariasi dan
dapat dipakai berulang-ulang.
Konstruksi nozzle ini
membutuhkan biaya yang cukup
mahal karena biasanya terbuat dari plastik ataupun logam ringan
seperti alumunium. Nozzle dengan
difuser konstruksinya bisa
seperti nozzle yang lebih dulu
disebutkan tetapi mempunyai
difuser atau penghalang pada lubang nozzle. Difuser akan
memecahkan aliran fluida saat
terjadi thrust.
Setiap nozzle didesain agar
mencapai unjuk kerja yang
diinginkan. Nozzle dengan lubang besar menghasilkan thrust yang
besar, tetapi thrust duration
pendek. Sebaliknya nozzle
dengan lubang sempit
menghasilkan thrust duration
yang panjang namun thrust yang dihasilkan kecil. Pada roket yang
diluncurkan dengan sudut kurang
dari 60o lebih membutuhkan
thrust yang besar agar terjadi
lift sehingga roket dapat
mencapai target yang ditentukan. Jika yang dibutuhkan
roket yang dapat mencapai
ketinggian maksimum dan waktu
di udara cukup lama, maka nozzle
yang digunakan adalah nozzle
yang menghasilkan thrust duration panjang.
5. Bagian tambahanBagian
tambahan ini digunakan sebagai
pelengkap, modifikasi dan untuk
mendapatkan kestabilan dan
performa yang lebih baik. Bagian tersebut antara lain: Peredam
benturan pada nose cone,
parasut, pemberat untuk
memajukan CG dari CP, sustainer
atau ruang kompresi ke-dua,
dan lain-lain yang digunakan untuk pemasangan fin, nose
cone, nozzle. Bagian tambahan ini
tidak mutlak digunakan untuk
semua roket dan hanya

cara mudah membuat roket air(water rocket)

Bahan-bahan yang dibutuhkan
untuk membuat roket air
adalah :
a. 2 botol bekas air mineral, lebih
baik lagi yang bekas soda karena
lebih kuat b. pipa paralon 1/2 inch,
panjangnya kira-kira 1 meter
c. pipa paralon 1 inch, kira-kira
10 cm
d. lembaran polycarbonate
(dipakai untuk atap kanopi) atau bisa pula styrofoam dan kardus
bekas, tetapi cepat rusak.
e. 10-11 cable ties (pengikat
kabel) ukuran besar
f. pentil (air intake) sepedamotor
g. potongan karet ban dalam h. penutup pipa paralon (dop;
yang tanpa ulir) ukuran 1/2 inch
i. kertas koran, lakban bening,
lakban hitam tebal, double tape, dan siapkan pula gunting, cutter,
penggaris, lem paralon, serta lem
super. Pembuatan Roket : a. Ambil satu botol plastik bekas.
potong bagian bawahnya.
kemudian masukkan koran bekas
dan padatkan di ujung botol.
koran bekas ini nantinya
berguna sebagai pemberat roket. agar gulungan kertas tidak
berpindah, bisa direkatkan
dengan selotip b. ambil botol plastik utuh
lainnya. satukan dengan botol
lainnya dengan memasukkan
bagian pantat/bawahnya dalam
bagian botol yang terbuka.
perkuat dengan lakban bening. c. ambil lembaran polycarbonate.
buat pola/model sirip, lalu
gunting. bisa 3 atau 4 lembar
untuk satu roket. kemudian, dengan doubletape
rekatkan potongan
polycarbonate tadi di bagian
bawah roket (bagian botol yang
tidak ada gulungan korannya).
perkuat dengan lakban bening. perhatikan posisi siripnya; harus
seimbang di sekeliling roket. bila
menggunakan 4 sirip, letaknya
saling berhadapan. d. buka tutup botol bagian
bawah roket. lubangi dengan
cutter (hinga muat untuk
memasukkan paralon 1/2 inch).
kemudian ambil potongan karet
ban dalam, potong berbentuk lingkaran. hingga menjadi karet
penyekat (seal) tutup botol. tutup kembali botol dengan
penutup berpenyekat tadi. dan
pembuatan roket selesai. Pembuatan Launcher
(peluncur) : a. masukkan paralon 1/2 inch
sampai mencapai setengah botol
plastik bagian bawah. tandai
dengan lakban hitam. b. susun 10 – 11 cable ties di atas meja. ratakan dengan
penggaris. Setelah rapi, rekatkan
lakban agar susunannya tidak
berubah. c. lilitkan susunan cable ties di
sekeliling paralon 1/2 inch yang
telah diberi tanda lakban hitam.
perhatikan posisinya agar
‘ kepala’ cable ties mencengkram mulut botol. rekatkan susunan ties pada
paralon dengan lakban dan
diperkuat dengan mengikatnya
dengan cable ties yang lain. d. masukkan potongan paralon 1
inch hingga memperkuat/
mengikat cengkraman susunan
cable ties pada mulut botol.
Fungsi paralon besar ini adalah
sebagai kunci pengaman. e. ambil dop penutup paralon,
lubangi dan pasang pentil
diatasnya. kemudian rekatkan
dengan lem yang kuat.
Pasang dan lem dop penutup
pada ujung pipa paralon 1/2 inch yang lain. hingga peluncur dan
roket siap digunakan. Cara menggunakan : buka pipa peluncur, dan
masukkan air sampai kira-kira
1/4 bagian botol. masukkan
kembali pipa peluncur dan
arahkan roket ke atas sampai
cable ties benar-benar mencengkram mulut botol.
pasang kunci pengamannya.
bila air merembes keluar, maka
seal tidak berfungsi dengan baik.
ganti kembali seal karet.
pompa udara kedalam botol melalui pentil di bagian bawah
peluncur. jangan terlalu tinggi
tekanannya (awas botol pecah).
bila sudah mencukupi tarik kunci
pengaman ke bawah. dan
roketpun meluncur. note :
- kegagalan sering terjadi pada
pembuatan seal penutup roket.
- perhatikan kekuatan botol
plastik. pompa sedikit demi
sedikit dahulu.

Selasa, 15 Februari 2011

sinopsis sang pencerah

Sang Pencerah adalah film drama tahun 2010 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo berdasarkan kisah nyata tentang pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan. Film ini dibintangi oleh Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Ihsan Idol sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan. Film ini menjadikan sejarah
sebagai pelajaran di masa kini
tentang toleransi, koeksistensi
(bekerjasama dengan yang
berbeda keyakinan), kekerasan
berbalut agama, dan semangat perubahan yang kurang.[1] Sang Pencerah mengungkapkan sosok
pahlawan nasional itu dari sisi
yang tidak banyak diketahui
publik. Selain mendirikan
organisasi Islam Muhammadiyah,
lelaki tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu
Islam di Indonesia. Ia
memperkenalkan wajah Islam
yang modern, terbuka, serta rasional.[2] Sinopsis Sepulang dari Mekah, Darwis
muda (Muhammad Ihsan Tarore) mengubah namanya menjadi
Ahmad Dahlan. Seorang pemuda
usia 21 tahun yang gelisah atas
pelaksanaan syariat Islam yang
melenceng ke arah sesat, Syirik
dan Bid'ah. Dengan sebuah kompas, dia
menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini ke barat
ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu
Masjid Agung Kauman, Kyai
Penghulu Cholil Kamaludiningrat
(Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang
lima tahun menimba ilmu di Kota
Mekah, dianggap membangkang
aturan yang sudah berjalan
selama berabad-abad lampau. Walaupun usul perubahan arah
kiblat ini ditolak, melalui suraunya
Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan
mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap
mengajarkan aliran sesat,
menghasut dan merusak
kewibawaan Keraton dan Masjid Besar. Bukan sekali ini Ahmad Dahlan
membuat para kyai naik darah.
Dalam khotbah pertamanya
sebagai khatib, dia menyindir
kebiasaan penduduk di
kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. "Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang
dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip,
apalagi sesajen," katanya.
Walhasil, Dahlan dimusuhi. Langgar kidul di samping
rumahnya, tempat dia salat
berjemaah dan mengajar
mengaji, bahkan sempat hancur
diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat[3]. Dahlan, yang piawai bermain
biola, dianggap kontroversial.
Ahmad Dahlan juga di tuduh
sebagai kyai Kafir karena
membuka sekolah yang
menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern
Belanda, serta mengajar agama
Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta. Ahmad Dahlan juga dituduh
sebagai kyai Kejawen hanya
karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri
tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Ganesha), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adhiswara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi
Muhammadiyah dengan tujuan
mendidik umat Islam agar
berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.[4] Pemeran Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan Zaskia Adya Mecca sebagai Siti Walidah Slamet Rahardjo sebagai Kyai Penghulu Kamaludiningrat Giring Ganesha sebagai Sudja Ihsan Taroreh sebagai Darwis muda Produksi Sebagai sutradara, Hanung juga
dituntut untuk menghidupkan
atmosfer dan lanskap
Yogyakarta pada akhir 1800-an.
Selain dilakukan di Yogyakarta,
syuting digelar di Musium Kereta Api Ambarawa dan kompleks Kebun Raya Bogor yang disulap menjadi Jalan Malioboro lengkap
dengan Tugu Yogyakarta pada
zaman itu. Hanung juga
mengembalikan dan mereka ulang
bangunan Masjid Besar Kauman,
Kota Gede, Bintaran, dan wilayah keraton seratus tahun silam
dengan bangunan set lokasi
serealistis mungkin. Di beberapa
adegan, misalnya saat Dahlan
beribadah haji, Hanung juga
menggunakan potongan film dokumenter lama koleksi Perpustakaan Nasional. Dana yang dikeluarkan untuk
pembuatan film ini lumayan
besar, sekitar Rp 12 miliar. Selain
itu, biaya besar dibutuhkan
untuk kostum pemain. Misalnya,
pakaian batik yang dikenakan pemain mesti sesuai dengan batik
pada 1900. Jarik atau kain
panjang sengaja didesain khusus
untuk film Sang Pencerah sesuai
dengan motif yang memang
dikenal pada 1900-an; termasuk perlengkapan sorban yang
sengaja dibuat sendiri untuk keperluan syuting.