Assalamu'alaikum

Selamat Datang di blog Anin Einstein media belajar Agama dan Teknologi

Tentang Blog

Ini merupakan blog untuk sarana publikasi, komunikasi dan informasi...

Mari Belajar bersama

“"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Q.S. Al-imran ayat 190).”

Manfaat Ilmu

“"Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat". (Qur’an Al mujadalah 11).”

Untuk Teman-temanku

"Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu”. (HR. Turmudzi)

Pages

Sabtu, 11 Juli 2015

Materi Psikologi Remaja


REMAJA

Masa remaja dipandang sebagai peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Masa remaja dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu remaja awal (12-14 tahun), remaja pertengahan (15-17 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun). Pada masa remaja awal, masih banyak ciri masa anak yang terbawa. Perubahan fisik terjadi dengan cepat, dan pergaulan mereka masih banyak bersama dengan teman-teman dari jenis kelamin yang sama. Remaja pertengahan merupakan kelanjutan perkembangan masa remaja awal. Perubahan fisik sudah tidak terlalu cepat, sedangkan pergaulan sudah meluas pada jenis kelamin yang berlawanan. Pada masa remaja akhir, tingkah laku remaja sudah lebih dewasa, dan lebih mempersiapkan diri untuk kehidupan yang mandiri.
CIRI REMAJA
a. Masa mencari identitas
Pada masa pencarian identitas, remaja umumnya memiliki gambaran ideal yang ingin dicapainya. Gambaran ideal ini dapat diproyeksikan pada tokoh-tokoh idola. Remaja ingin eksistensi dirinya sebagai seorang individu, dapat dirasakan oleh orang lain, sehingga ia seringkali menarik perhatian kepada dirinya sendiri, misalnya dengan ngobrol/tertawa keras-keras, naik motor beramai-ramai dan sebagainya.
b. Masa peralihan
Seperti yang telah disebutkan di atas, masa remaja merupakan peralihan ke tahap perkembangan selanjutnya, yaitu dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Hal ini berarti masih ada ciri-ciri tahap anak yang berbekas tetapi mereka juga mempelajari tingkah laku yang dewasa sebagai pengganti tingkah laku sebelumnya. Kadang-kadang remaja bersikap dewasa, tetapi beberapa saat kemudian tingkah lakunya kekanak-kanakan, walaupun fisik mereka sudah seperti orang dewasa.
c. Masa pertentangan
Remaja mengalami banyak konflik emosional, yang menimbulkan kebingungan pada diri mereka sendiri maupun pada orang lain. Misalnya, terhadap orang tua dan orang-orang dewasa lain sikap mereka bertentangan. Pada satu sisi mereka ingin melepaskan diri dari orang tua, tetapi pada sisi yang lain mereka merasa belum mampu berdiri sendiri, dan ingin memperoleh rasa aman di rumah. Mungkin kita pernah mendengar ucapan: "Orang tua: kita tidak dapat hidup bersama mereka, dan tanpa mereka." Sikap mereka tampaknya seperti ingin menjauhi/menentang orang dewasa, tetapi sebenarnya mereka masih ingin diperhatikan dan dibantu.
d. Masa mencoba dan menjelajah
Remaja sering mencoba hal-hal yang baru bagi mereka. Karena mereka melihat dunia ini dengan kacamata yang berbeda dari masa kanak-kanak, maka banyak hal baru yang mereka temukan. Misalnya mereka ingin mengetahui dunia orang dewasa, yang tampak seperti suatu misteri yang menarik. Akibat dari mencoba-coba ini tidak selalu baik, misalnya terlibat penyalahgunaan obat, menonton film porno dan sebagainya. Remaja juga ingin menyelidiki/menjelajah lingkungan yang lebih luas.
e. Aktifitas kelompok
Remaja lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebaya, dan senang membentuk kelompok-kelompok. Hal ini terdorong juga oleh berkurangnya waktu remaja bersama orang tua dan keluarga, dalam usaha mereka melepaskan diri dari orang tua. Remaja ingin diterima oleh kelompok sebayanya dan merasa takut bila mereka ditolak, sehingga mereka juga berusaha bertingkah laku sesuai dengan kelompoknya. Biasanya remaja juga memasuki kelompok yang sifat-sifat anggota dan nilai-nilai kelompoknya sesuai dengan ciri-ciri dirinya sendiri. Remaja menaruh banyak minat terhadap pergaulan dengan teman-teman lawan jenis, bahkan cukup banyak remaja yang sudah mencoba berpacaran.

REMAJA SEKARANG SEPERTI APA?
1.    Remaja dan Pacaran
Satu sisi kenyataan dalam gaya pacaran remaja menjadikan kasus seksualitas semakin meningkat. Adanya libido seksualitas yang diberikan Tuhan Allah yang tidak mampu di kelola remaja secara benar dan pada saat yang seharusnya dilakukan, hal ini sering menyebabkan kekeliruan yang fatal.  Sebagaian remaja tidak tahu dari efek yang dilakukan karena minimnya informasi tentang pendidikan seksualitas sesuai dengan kultur budaya dan religius. Tapi, ada juga remaja yang tahu efek dari gaya pacaran yang negatif dan kurang peduli dengan akibat yang akan terjadi. Kalau boleh diistilahkan dengan kata pacaran tidak sehat. Hal ini tentu banyak efek negatifnya. Misalnya saja saat pacaran, tentunya remaja punya banyak keinginan yang belum boleh dilakukan dimasa remaja. Keinginan itu bisa berbentuk berpegangan tangan, mencium dahi yang komom katanya sich sebagai tanda kasih sayang. Tapi kadang kala ciuman didahi bisa berlanjut kearah yang lebih jauh. Bagaikan berenang di air yang deras lama-lama juga terseret arus. Sama halnya dengan ciuman-ciuman yang dilakukan oleh remaja. Dari dahi menuju ke pipi dari pipi berlanjut ke bibir dari bibir berlanjut ke leher dari leher berlanjut ke sekwilda ( sekitar wilayah dada) dan ini yang disebut dengan pacaran foto close up dan selanjutnya bisa terjadi aktifitas yang lebih jauh, bahkan bisa jadi sampai ke gaya pacaran foto post card (melakukan hubungan seksualitas) dikalangan remaja.

2.    Remaja dan Rokok, Narkoba
Kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain dengan kelompoknya.
Menurut data terbaru Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014, 18,3 persen pelajar Indonesia sudah punya kebiasaan merokok, dengan 33,9 persen berjenis laki-laki dan 2,5 persen perempuan. GYTS 2014 dilakukan pada pelajar tingkat SLTP berusia 13-15 tahun.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998–2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% di antaranya berusia antara 15–19 tahun.
3.    Remaja dan Gadget
Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Alat elektronik yang memiliki pembaharuan dari hari ke hari sehingga membuat hidup manusia lebih praktis. Sedangkan media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blogjejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Berikut beberapa dampak negatif penggunaan gadget adalah :
1.      Malas belajar/kurangnya perhatian terhadap pelajaran
2.      Malas membantu orang tua
3.      Pancaran sinar gadget bisa membuat mata jadi susah berkedip jika terlalu lama dipakai sehingga mengakibatkan kejelian mata berkurang.
4.      Lebih suka keluar rumah (misalnya pergi ke warnet/diajak jalan dengan  teman lewat handphone)
5.      Tidur sampai larut malam (baca BBM,Line,whatsapp,path,twitter dll)
6.      Lupa waktu
7.      Jarang sholat

Apakah teman-teman pernah merasakannya? Jika iya! berikut cara mengatasinya:
a.       Perlakukan Sesuai Fungsi Dasarnya
b.      Membatasi Komunikasi
c.       Kurangi Pemakaian Smartphone Secara Bertahap
d.      Perbanyak Berbicara Secara Langsung
e.       Gunakan dengan bijaksana

PELAJAR DAN GAYA HIDUPNYA ?

        hedonisme adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata (Echols,2003). Gaya hidup hedonisme sama sekali tidak sesuai dengan tujuan pendidikan bangsa kita.
        Tujuan pendidikan Negara kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (pembukaan UUD 1945, alinea 4). Tujuannya tentu bukan untuk menciptakan bangsa yang hedonisme, tetapi bangsa yang punya spiritual, punya emosional quotient- peduli pada sesama dan tidak selfish atau mengutamakan diri sendiri. Apakah banyak pelajar yang berpotensi menjadi generasi yang hedonism yaitu generasi yang memandang kesenangan hidup dan kenikmatan materi sebagai tujuan yang utama ? Jawabnya adalah “ya”. Lantas apa indikatornya.
        Bahwa hedonisme sebagai fenomena dan gaya hidup sudah tercermin dari prilaku mereka sehari-hari. Mayoritas pelajar berlomba untuk bisa hidup mewah. Berfoya-foya dan nongkrong di kafe, mall dan plaza. Ini merupakan bagian dari agenda hidup mereka. Barangkali inilah efek negatif dari menjamurnya mall, plaza dan hypermarket lainnya. Mengaku sebagai orang timur yang beragama, namun mereka tidak risih bermesraan di depan publik. Ini adalah juga gaya hidup mereka. Hal lain yang membuat hati kita gundah- menyimak berita pada televisi dan Koran-koran bahwa sudah cukup banyak pelajar  kita yang menganut paham hidup free sex dan tidak peduli lagi pada orang-orang sekitar. Hamil di luar nikah bukan jadi ‘aib lagi, malah sudah dianggap model karena para-para model mereka juga banyak yang begitu seperti digosipkan oleh media elektronik (TV) dan media cetak (majalah, Koran dan tabloid).
Gaya hidup hedonismee tentu ada penyebabnya:
1.  Orang tua
Lupa  untuk mewarisi anak dan keponakan dengan norma dan gaya hidup timur yang punya spiritual. Jarang yang ambil pusing apakah anak sudah melakukan sholat atau belum, apakah lidahnya masih terbata- bata membaca alif –ba-ta, dan tidak sedih melihat remaja mereka kalau tidak mengerti dengan nilai puasa.Sejak kecil anak sudah diperlakukan dengan hal yang aneh-aneh; anak dianggap lucu kalau rambutnya di gondrongkan,bernyanyi ala cinta dewasa. Katanya Sejak kecil anak didik bahwa shopping yang ngetren musti di mall, dan makanan yang bergizi adalah KFC atau burger.Orang tua yang setuju dengan hedonisme tidak begitu peduli dalam mengasah spiritual anak. Tidak heran kalau anak-anak mereka cenderung menjadi generasi yang kurang dalam mengenal Sang Khalik. Akibatnya mereka tumbuh jadi generasi yang rapuh, mudah putus asa dan mencari kambing hitam, bila ditimpa.
2.  Idola
Sampai sekarang tetap orang, termasuk pelajar/generasi muda, memandang segala sesuatu yang berasal dari Barat sebagai hal yang hebat. Pelajar merasa minder kalau ketahuan lebih mengidolakan lagu daerah, lagu Minang, dan lagu dangdut. Mereka harus mengidolakan lagu dan musisi dari barat. Poster-poster figur dari Barat, artis dan atlit, patut ditempel di kamar belajar. Kemudian tiap saat mengupdate atau mengikuti perkembangan beritanya; “ oh artis atau atlit dari klub itu lagi pacaran, yang ini mau cerai, yang itu punya mobil mewah, yang itu lagi bersenang-senang dengan kekasihnya di laut caribia….wah aku patut meniru gaya hidup nya”. Demikianlah pelajar dari dalam kamarnya menyerap gaya hedonisme dari info-info tentang figur-fugur idola yang menempel di dinding kamarnya dibandingkan figur-figur intelektual, pahlawan, pendidik dan tokoh spiritual lainnya.
3.  bacaan dan tontonan
Adalah kebisaaan pelajar kalau pulang sekolah pergi dulu ke tempat keramaian, pasar, paling kurang mampir di kiosk penjualan majalah dan tabloid. Ada sejumlah tabloid dan majalah, ada untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Tabloid dan majalah untuk remaja ada yang punya tema tentang agama, olahraga, pendidikan, dan majalah/tabloid popular. Umumnya yang berbau agama dan pendidikan kurang laku. Yang paling laris adalah tabloid dan majalah remaja popular yang isinya banyak bersifat hura-hura- shopping dan kencan.
        Coba ambill satu majalah pop remaja (tidak perlu sebut nama majalahnya) maka yang terlihat pada covernya adalah sepasang kaum adam-hawa yang berusia belia lagi dimabuk asmara. Kalau tidak demikian mana mungkin laku, karena pebisnis sengaja meraup untung lewat mencuci otak remaja menjadi sekuler dan hedonisme. Kemudian coba balik halaman demi halaman. Maka yang kita jumpai adalah gambar-gambar iklan seputar, parfum, make up, pakaian sexy yang sangat tidak pantas untuk orang timur yang terkenal punya budaya malu. Kemudian style rambut dan assesori- untuk cowok rambut dipanjangkan atau model punk, diberi warna, style wanita lain lagi. Memakai celana harus melorot, jangan lupa dengan assesori. Karena yang membelinya adalah para pelajar maka tabloid dan majalah pun telah mencuci otak mereka. Akibatnya pelajar sering bermasalah dengan disiplin sekolah.
        Pengaruh tontonan, tayangan televisi (profil sinetron, liputan tokoh selebriti dan iklan) juga mengundang pelajar untuk mengejar hedonisme. Majalah remaja popular dan kebanyakan tema televisi sama saja. Isinya banyak mengupas tema tema berpacaran, ciuman, pelukan, perceraian, pernikahan. hamil di luar nikah dan bermesraan di muka publik sudah nggak apa-apa lagi, cobalah dan lakukanlah ! seolah-olah beginilah ajakan televisi dan majalah yang tidak banyak mendidik, kecuali hanya banyak menghibur.
        Majalah popular dan tema televisi di negara kita memang sedang menggiring pelajar menjadi generasi konsumerisme bukan memotivasi mereka untuk menjadi generasi produktif. Tema iklannya adalah “manjakanlah kulitmu”. Andaikata semua pelajar dan mahasiswa melakukan hal yang demikian, memuja kulit. Pastilah sawah dan ladang, serta lahan-lahan subur makin banyak yang tidak terurus. Karena mereka semua takut jadi hitam. Pada hal untuk manusia yang patut dimuliakan adalah kualitas intelektual, kualitas spiritual dan kualitas hubungan dengan manusia (kualitas fikiran dan keimanan).
       




Mengetahui gaya belajar
Kenali Diri, Bagaimana Denganku?

NO
PERTANYAAN




1.     
Ketika mengoperasikan barang untuk pertama kali saya memilih untuk...
Membaca instruksi

Mendengar atau meminta penjelasan

Trial and error

2.     
Ketika mencari petunjuk perjalanan...
Melihat peta

Bertanya pada oranglain

Mengikuti intuisi atau kompas

3.     
Ketika menyajikan masakan saya...
Mengikuti resep

Menelepon teman untuk meminta penjelasan

Mengikuti intuisi dan rasa saya

4.     
Ketika mengajarkan sesuatu pada oranglain, saya...
Menulis instruksi

Menerangkan secara verbal

Memperagakan

5.     
Saya cenderung berkata...
Aku melihat apa yang anda maksud

Aku mendengar apa yang anda katakan

Saya dapat memahami perasaanmu

6.     
Saya cenderung berkata...
Perlihatkan padaku

Katakan padaku

Biarkan saya mencoba

7.     
Saya cenderung berkata...
Lihat bagaimana aku melakukannya

Dengarkan penjelasanku

Coba lakukan

8.     
Keluhan pada suatu barang, saya cenderung untuk...
Menulis surat

Menelepon

Mengenbalikan ke toko

9.     
Saya memilih aktivitas ini saat waktu luang...
Museum atau gallery

Musik atau ngobrol

Aktifitas fisik atau membuats esuatu

10.  
Ketika belanja umumnya saya cenderung untuk...
Melihat dan memutuskan

Berdiskusi dengan petugas toko

Mencoba memegang

11.  
Memilih liburan saya...
Membaca brosur

Mendengarkan rekomendasi

Membayangkan pengalamannya

12.  
Memilih mobil baru saya...
membaca review

Diskusi dengan teman

Test drive

13.  
Mempelajari keahlian baru...
Saya melihat apa yang guru lakukan

Saya ngobrol dengan guru, apa yang harus saya lakukan

Mencoba langsung

14.  
Memilih menu restoran...
Saya membayangkan seperti apa makanan itu

Saya bicara sendiri (dalam pikiran)

Saya membayangkan seperti apa rasanya

15.  
Keyika mendengarkan lagu...
Saya menyanyi sambil baca lirik

Saya mendengarkan lirik dan ketukannya

Saya berjoget

16.  
Ketika konsentrasi...
Saya fokus pada kata2 atau gambar dihadapan saya

Mendiskusikan pemecahan masalah dalam pikiran saya

Berjalan mondar-mandir dan mencorat-coret

17.  
Saya mudah mengingat sesuatu jika...
Menulis catatan atau menyimpan file berisi rincian

Menyuarakan dengan keras secara berulang2 dan kuncinya dalma pikiran

Melakukan atau membayangkan melakukannya

18.  
Ingatan pertamaku saat...

Melihat sesuatu

Berbicara

Berbuat sesuatu

19.  
Ketika cemas saya...
Membayangkan skenario terburuk

Berbicara dalam pikiran hal yang paling saya kuatirkan

Mondar-mandir

20.  
Saya merasa nyambung dengan oranglain karena...
Bagaimana penampilan mereka

Apa yang mereka katakan pada saya

Bagaimana perasaan saya tentang mereka

21.  
ketika saya merivisi ujian...
Menulis banyak catatan revisi dengan bolpen berwarna

Saya ceritakan catatan saya pada orang2

Meramu formula baru

22.  
Ketika menjelaskan sesuatu pada seseorang, saya cenderung untuk...
Perlihatkan pada mereka apa maksudku

Menjelaskan pada mereka dengan berbagai cara hingga mereka benar2 faham

Mendorong mereka untuk melakukannya

23.  
Kesenangan utama adalah...
Fotografi atau nonton film

Mendengarkan musik, radio/ngobrol dengan teman2

Aktifitas fisik, makan enak, dance

24.  
Saya banyak menghabiskan waktu luang dengan...
Menonton tv

Ngobrol dengan teman

Melakukan aktifitas fisik atau melakukan sesuatu

25.  
Ketika saya menghubungi orangbaru...
Ketemu langsung

Menelepon

Melakukan aktifitas bersama

26.  
Saya menandai bagaimana orang...
Penampilan

Suara

Berdiri dan bergerak

27.  
Ketika saya marah...
Membayangkan apa yang membuat saya marah

Saya berteriak pada orang2 tentang perasaan saya

Membanting pintu, membuang barang-barang

28.  
Saya paling mudah mengingat...
Wajah

Nama

Apa yang dilakukan

29.  
Saya akan tahu jika seseorang berbohong karena...
Memalingkan wajah

Perubahan suara

Gerakannya

30.  
Ketika saya bertemu dengan teman lama...
Senang bisa melihatmu

Senang bisa mendengarmu

Memeluk dan menyalami